RI Tunda Pembayaran Iuran 97 Organisasi Internasional sejak Pandemik



 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sampaikan jika Indonesia tunda pembayaran pungutan dalam 97 keanggotaan organisasi internasional sebesar Rp153 triliun. Hal tersebut dilaksanakan sesudah perampingan bujet dampak wabahk COVID-19.


"Pengurangan (bujet) pasti memengaruhi beberapa program Kementerian Luar Negeri pada 2020, salah satunya ialah penangguhan pungutan organisasi internasional sebesar Rp153.430.967.000," ungkapkan Sekretaris Jenderal Kemenlu Cecep Herawan dalam Rapat Dengar Opini dengan Komisi I DPR RI, Selasa (26/1/2021).


Situs Slot Online Masuk sesion bertanya jawab, anggota dewan dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan menanyakan imbas dari penangguhan pungutan organisasi internasional.


Saat sebelum jawab pertanyaan itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Febrian A Ruddiyard menjelaskan tiga fokus organisasi internasional yang dibayar iurannya on time.

"Pertama, organisasi internasional yang bertempat di Indonesia. Ke-2 , organisasi yang kita turuti penyalonannya, apa jadi ketua atau tubuh eksekutif. Ke-3 , organisasi internasional yang menolong tangani wabahk. Yang lain kami menunda untuk tahun depannya," kata Febrian.


Sebagai info, Indonesia sekarang ini tergabung dengan 200 organisasi internasional. Berdasar tiga persyaratan di atas, Indonesia sudah membayar keharusan pungutan di seputar 110 organisasi.

Febrian menjelaskan, jika penangguhan pungutan dilaksanakan 2 tahun beruntun, karena itu Indonesia dapat terancam kehilangan hak voting. "Pasti ada dampaknya berkaitan permasalahan voting. Tetapi umumnya organisasi internasional yang tunda hak voting itu sesudah tidak bayar 2 tahun. Tentu kami bayar tahun depannya," sambungnya.


Awalnya, berdasar instruksi Presiden Joko "Jokowi" Widodo, keterkaitan Indonesia pada lebih dari 200 organisasi internasional akan dilihat kembali sudahkah sesuai tujuh fokus nasional pemerintahan.

"Tahun depannya konsentrasi pemerintahan masih ke perbaikan perekonomian dan reformasi sosial. Jadi, keanggotaan kita disaksikan kembali adakah faedah untuk fokus itu," tutur Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu Anita Lidya Luhulima beberapa waktu lalu.

Postingan populer dari blog ini

Problems for farms and energy generation

Israel's Netanyahu approves brand-brand new Gaza ceasefire chats

Local knowledge encompassing a holistic view of health