UE Pertimbangkan Pemberian Hukuman Terhadap Rusia
Faksi Uni Eropa lewat Kementerian Luar Negeri akan menimbang kekuatan pemberian hukuman pada Rusia atas penangkapan yang dilaksanakan pemerintahan Rusia pada pimpinan oposisi Rusia, Alexei Navalny. Tidak itu saja, Uni Eropa menyumpah keras pada tindakan penangkapan beberapa pengunjuk rasa. Bagaimana awalnya ceritanya?
Dikutip dari The Guardian, Menteri Luar Negeri Uni Eropa akan menimbang kekuatan cara seterusnya pada Rusia sesudah beberapa negara Barat menyumpah keras perlakukan pemerintahan Rusia pada beberapa pengunjuk rasa yang mengatakan pembebasan politikus oposisi, Alexei Navalny. Amerka Serikat, Uni Eropa, dan Inggris tergabung dalam mengomentari Presiden Rusia, Vladimir Putin, di hari Minggu, 24 Januari 2021, waktu di tempat dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, memvisualisasikan penangkapan massal beberapa ribu pengunjuk rasa di sejumlah kota Rusia sebagai penghinaan yang tidak bisa ditolerir dan alami pengurangan menuju otoriterisme.
Benturan itu terjadi di kota Moskow, St. Petersburg, Vladivostok, dan beberapa kota yang lain di Rusia dan beberapa pengunjuk rasa bentrokan dengan polisi anti huru-hara yang kenakan perlindungan badan dan helm yang mengakibatkan beberapa puluh orang pengunjuk rasa terluka. Presiden Polandia, Andrzej Duda, sudah mengatakan ke Uni Eropa untuk tingkatkan ancaman ke Rusia atas tindakan pada Navalny, yang baru datang di Rusia sesudah beberapa waktu ada di Jerman. Tidak sampai di sana, dia minta Kepala Kepentingan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, untuk menimbang kembali gagasan ke Rusia bulan Februari 2021 ini, terkecuali Navalny dibebaskan.
Slot Online Terpercaya Satu hari awalnya, kepolisian Rusia sudah tangkap sekitar 3.000 pengunjuk rasa dalam protes besar secara nasional tuntut pembebasan Navalny. Di tengah-tengah protes itu yang diadakan di beberapa kota waktu itu capai temperatur paling rendah sampai -50 derajat Celcius dan di Moskow sendiri seputar 15.000 pengunjuk rasa bergabung di seputar Pushkin Square di pusat perkotaan, di mana benturan di antara pengunjuk rasa dengan beberapa polisi pecah dan secara kasar, beberapa pengunjuk rasa digeret petugas polisi.
Istri dari Navalny, Yulia, turut diamankan dalam tindakan itu dan polisi pada akhirnya menggerakkan mereka keluar dari alun-alun. Walau adanya penangkapan besar itu, beberapa simpatisan Navalny merencanakan akan melangsungkan tindakan sama pada minggu kedepan. Protes sudah semakin makin tambah meluas dari daerah ujung barat Rusia sampai ujung paling timur Rusia, dalam masalah ini menunjukkan jika beberapa simpatisan Navalny sudah menyebar di semua Rusia.
Navalny dan kampanye anti-korupsi yang digaungkannya sudah membuat jaringan suport yang luas walau ada penganiayaan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Rusia dan secara teratur diacuhkan oleh media pemerintahan.
Setiba di Rusia pada tanggal 17 Januari 2021 lalu, Navalny langsung diamankan oleh kepolisian Rusia sesudah ada di Jerman untuk menyembuhkan diri dari keracunan zat saraf yang ia tuduhkan pada pihak pemerintahan Rusia sebagai dalang atas kejadian ini. Navalny sendiri hadapi sidang pengadilan di awal Februari 2021 ini untuk tentukan apa hukumannya dalam kasus kriminil sebab penipuan dan pencucian uang, yang menurut Navalny ialah pola politik, dirubah jadi 3,5 tahun penjara.
Di hari Kamis, 21 Januari 2021, lalu kepolisian Rusia sudah tangkap 3 rekanan utama di Angkatan Laut Rusia dan untuk saat ini cuman dipenjara sepanjang 9-10 hari di depan. Faksi berkuasa Rusia sudah bersikukuh jika beberapa dokter yang menjaga Navalny di Siberia saat sebelum ia diterbangkan ke Jerman tidak mendapati ada tapak jejak toksin dan sudah melawan beberapa petinggi Jerman untuk memberi bermacam bukti jika dia diracun. Rusia sendiri menampik untuk buka penyidikan kriminil komplet dengan argumen minimnya bukti jika Navalny diracun.
Bulan Desember 2020 lalu, Navalny sudah melaunching rekaman panggilan telephone yang ia laukan ke seorang pria yang dilukiskan sebagai terdakwa anggota barisan petugas Dinas Keamanan Federasi, yang kabarnya meracuninya di bulan Agustus 2020 lalu dan coba menutupinya. Namun, faksi FSB langsung menentang keras tuduhan itu dan rekaman itu dipandang palsu.